Pesta Miras Oplosan di Tulungagung, 6 Orang Dirawat Intensif
Tulungagung - Kasus over dosis minuman keras (miras) opolosan kembali terjadi di Tulungagung. Kali ini enam orang harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. Dua orang di antaranya koma.
Keenam korban yang dibawa ke rumah sakit yakni, Fasisol Wardana (26), Erik Kurniawan (25), Subianto (35), Abas Prasetyo (32), Sandi Purnomo (34) dan Agung Triwantoro (34). Selain itu terdapat satu korban lain Bambang (36) saat ini masih di rumahnya sendiri.
Dokter jaga IGD RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Corona Rintawan, tiga korban saat ini menjalani perawatan di ruang red zone. Sedangkan tiga yang lain berada di yellow zone. Dari hasil analisa sementara para korban tersebut mengalami keracunan metanol atau minuman keras oplosan.
"Yang kami rawat di Redzone ini ada tiga orang, dua sudah koma dan satu ini masih gelisah tapi sadar, ini masih kami observasi. Untuk yang koma sudah kami beri dengan alat bantu pernapasan," kata Corona, Sabtu (2/6/2018).
Pasien yang mengalami koma dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri. Menurutnya kondisi itu terjadi karena pengaruh dari zat metanol yang dikonsumsi telah menyerang bagian otak, sehingga menghilangkan kesadaran.
Untuk menangani tiga pasien di red zone, pihak rumah sakit melakukan upaya cuci darah. Diharapkan dengan proses tersebut metabolisme tubuh bisa kembali normal dan bisa menetralisir pengaruh metanol yang masuk ke dalam tubuh.
"Dari pengalaman kami untuk pasien serupa yang kami tangani dengan cuci darah, ada yang sekali cuci darah itu sudah ada respon, tapi ada juga yang berulangkali cuci darah tetap jelek, biasanya yang jelek itu karena kadar zat yang diminum terlalu tinggi dan sudah merusak organ dalam," jelas dokter jaga ini.
Sementara itu salah seorang korban Faisol Wardana, mengaku sebelum mengalami over dosis dia bersama para korban lain melakukan pesta miras jenis arak Jowo di kawasan Kebun Bonsai Desa/kecamatan Ngunut.
Secara bergiliran mereka menegak minuman arak secara bergantian dengan dioplos menggunakan minuman berkarbonasi. Faisol mengaku hanya minum beberapa gelas sehingga dampak yang dirasakan tidak seperti tiga pasien lain yang dirawat di Red zone.
"Kalau saya hanya minum sedikit jadi tidak merasakan apa-apa, kalau yang lain itu ada yang minum tiga hari berturut-turut. Dampaknya itu mulai terasa dua hari kemudian," jelas faisol.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti dari mana miras tersebut didapatkan, karena saat ia bergabung, miras telah disediakan dan siap untuk digunakan pesta bersama-sama. sumber: detik
Post a Comment